Thursday 29 March 2012

Konsep IBD dalam Kesusastraan


Konsep IBD dalam Kesusastraan adalah postingan yang akan dibahas pada kali ini, di dalam Konsep IBD Dalam Kesusastraan terdiri dari  pembahasan, yaitu pendekatan kesusastraan, IBD yang dihubungkan dengan prosa, nilai-nilai' dalam prosa fiksi dan IBD yang dihubungkan dengan puisi. Sebelum melanjutkan pembahasan tentang Konsep IBD dalam Kesusastraan sebaiknya kita terlebih dahulu mengenal arti dan pembahasan dari IBD itu seperti yang sudah pernah saya posting sebelumnya, atau dapat dapat di cek disini
Setelah mengenal IBD, pada postingan kali ini saya hanya akan membahas tentang Nilai-Nilai Dalam Prosa Fiksi. Kita semua pasti mendengar cerita maupun dongeng yang pernah dibacakan oleh orang tua maupun guru di sekolah kita, setiap cerita maupun dongeng tersebut pasti memiliki suatu pesan untuk para pembaca maupun para pendengar cerita tersebut, itulah nilai-nilai yang terdapat pada Prosa fiksi,sebagai seni yang bertulang punggung cerita, mau tidak mau karya sastra (prosa fiksi) langsung atau tidak langsung membawakan moral, pesan atau cerita.Nilai-nilai yang diperoleh pembaca lewat sastra tersebuat yaitu: 

Manusia dan Kebudayaan

Penulisan kali ini adalah tentang Manusia dan Kebudayaan, Manusia dan kebudayaan merupakan salah satu ikatan yang tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan. Manusia yang diciptakan sebagai makhluk Tuhan yang paling sempurna menciptakan kebudayaan mereka sendiri dan melestarikannya secara turun-temurun atau dari generasi ke generasi. Budaya itu sendiri tercipta dari kegiatan sehari-hari dan juga dari kejadian-kejadian yang sudah diatur oleh Yang Maha Kuasa.
Pada Postingan kali ini saya akan memberikan salah satu contoh kebudayaan yang ada di indonesia, khususnya yang ada pada kota kelahiran saya, yaitu Pontianak, tetapi lebih tepatnya terhadap kebudayaan Tionghoa yang terdapat di kota Pontianak, Kalimantan Barat.

Kebudayaan Tionghoa di Indonesia sudah cukup banyak, dapat kita lihat seperti perayaan hari raya Imlek, tradisi membagikan angpao pada saat hari raya imlek, makan menggunakan sumpit dan yang lainnya. Perayaan Imlek merupakan suatu hari raya yang di laksanakan atau dilakukan setiap 1 tahun sekali sama seperti perayaan tahun baru islam, dan tahun baru lainnya. Perayaan hari raya Imlek ini biasanya terjadi sekitar bulan Januari-Febuari setiap tahunnya, disesuaikan dengan perputaran kalender penanggalan China.

Ilmu Budaya Dasar sebagai Bagian dari Mata Kuliah Dasar Umum (MKDU)

Sebelum masuk pada inti pembahasan yaitu tentang Ilmu Budaya Dasar sebagai Bagian dari Mata Kuliah Dasar Umum (MKDU) sebaiknya kita mengetahui dulu apa itu mata kuliah IBD.
Mata kuliah IBD adalah salah satu mata kuliah yang membicarakan tentang nilai-nilai, tentang kebudayaan tentang berbagai masalah yang dihadapi manusia dalam hidupnya sehari-hari. Diharapkan mata kuliah ini dapat menjadi semacam lingua franca atau bahasa pemersatu bagi para akademisi  dari berbagai lapangan ilmiah. Dengan memiliki satu bekal yang sama diharapkan agar para akademisi dapat lebih lancer berkomunikasi. Kelancaran berkomunikasi ini selanjutnya akan memperlancar proses pembangunan dalam berbagai bidang yang ditangani oleh para cendikiawan dari berbagai  lapangan keahlian. Salah satu sifat penting mata kuliah ini ialah bahwa IBD bukan pelajaran sastra,
bukan filsafat, bukan sesuatu disiplin ilmu yang berdiri sendiri. Sesuai dengan namanya Ilmu Budaya Dasar, mata kuliah ini hanya memberikan dasar-dasar yang cukup kuat kepada mahasiswa untuk mencari hubungan antara segala segi kebudayaan dalam hubungan usaha yang terus mencari kebenaran, keindahan, kebebasan, dalam berbagai bentuk, serta hubungannya dengan alam semesta,