Penulisan kali ini adalah tentang Manusia dan Kebudayaan, Manusia dan kebudayaan merupakan salah satu ikatan yang tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan. Manusia yang diciptakan sebagai makhluk Tuhan yang paling sempurna menciptakan kebudayaan mereka sendiri dan melestarikannya secara turun-temurun atau dari generasi ke generasi. Budaya itu sendiri tercipta dari kegiatan sehari-hari dan juga dari kejadian-kejadian yang sudah diatur oleh Yang Maha Kuasa.
Pada Postingan kali ini saya akan memberikan salah satu contoh kebudayaan yang ada di indonesia, khususnya yang ada pada kota kelahiran saya, yaitu Pontianak, tetapi lebih tepatnya terhadap kebudayaan Tionghoa yang terdapat di kota Pontianak, Kalimantan Barat.
Kebudayaan Tionghoa di Indonesia sudah cukup banyak, dapat kita lihat seperti perayaan hari raya Imlek, tradisi membagikan angpao pada saat hari raya imlek, makan menggunakan sumpit dan yang lainnya. Perayaan Imlek merupakan suatu hari raya yang di laksanakan atau dilakukan setiap 1 tahun sekali sama seperti perayaan tahun baru islam, dan tahun baru lainnya. Perayaan hari raya Imlek ini biasanya terjadi sekitar bulan Januari-Febuari setiap tahunnya, disesuaikan dengan perputaran kalender penanggalan China.
Perayaan Imlek sendiri biasanya menjadi hari untuk bertemunya atau berkumpulnya sanak saudara dan semua anggota keluarga. Selain itu, perayaan Imlek juga selalu di hiasi dengan bunyi petasan-petasan, dan juga dengan berbagai atraksi Barongsai dan Naga, di Pontianak, atraksi Barongsai bahkan dilakukan sampai memasuki gang bahkan sampai memasuki rumah-rumah penduduk yang merayakan hari raya tersebut, yang kemudian dilanjutkan dengan pemberian angpao dari sang pemilik rumah ke dalam mulut Barongsai, yang dilanjutkan juga dengan penarikan kumis Barongsai yang biasa dijadikan gelang tangan atau sebagainya. selain hal tersebut, di setiap perayaan Imlek sendiri juga memiliki tradisi untuk memberikan Angpao, angpao itu sendiri memiliki arti bungkusan merah kenapa berwarna merah? jawabannya adalah karena warna merah melambangkan kebaikan dan kesejahteraan di dalam kebudayaan Tionghoa. Warna merah menunjukkan kegembiraan, semangat yang pada akhirnya akan membawa nasib baik. Pemberian dan penerimaan angpao sendiri memiliki peraturan, biasanya orang yang memberikan angpao adalah mereka yang sudah mapan dan sudah menikah, sedangkan bagi mereka yang menerima angpao adalah mereka yang masih kecil bahkan sampai mereka yang sudah termasuk dewasa masih berhak mendapatkan angpao, karena , dalam hal ini tidak terdapat pembatasan umur. Acara hari raya Imlek ini sendiri akan ditutup pada hari ke 15 setelah hari raya Imlek atau yang biasa di sebut Cap Go Meh, yang biasanya menjadi malam puncak perayaan hari Raya Imlek.
Mungkin hanya itu saja yang dapat saya bagikan tentang Kebudayaan Tionghoa yang terdapat pada kota Pontianak yang saya rasakan sendiri, semoga dapat menambah pemahaman kita tentang kebudayaan yang terdapat di Indonesia.
No comments:
Post a Comment